Sosok monyet besar berwarna hitam yang terlihat sedang bergelantungan diatas sebuah gubuk (saung) adalah salah tokoh atau karakter dari beberapa karakter hewan yang ada dalam kesenian badud.
Kesenian Badud sendiri adalah kesenian asli Dari Desa Margacinta yang berada di Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
Kesenian ini adalah gambaran bagaimana masyarakat Dusun Margajaya berusaha melawan hama yang menyerang tanaman mereka. Seperti, babi/ bagong, macan, monyet dan lain sebagainya.
Kesenian Badud adalah sebuah ritual yang ditemukan oleh Aki ardasim pupuhu (Tetua) di Dusun Margajaya tempat kesenian Badud lahir.
Kesenian Badud biasanya dipentaskan pada acara panen raya tiba sebagai salah satu bentuk syukur atas melimpahnya hasil panen yang didapatkan masyarakat.
Tentang asal-usul monyet besar berwarna hitam sendiri masih simpang siur, namun menurut salah satu kokolot (tetua) yang usianya sudah menginjak 100 tahun bahwa memang benar dahulunya disekitar Dusun Margajaya pernah ada sosok monyet hitam besar yang menghuni daerah tersebut dan sering merusak tanaman warga. Sehingga sampai kini dijadikan salah satu "Icon" karakter dalam kesenian Badud.
Kesenian Badud sendiri adalah kesenian asli Dari Desa Margacinta yang berada di Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
Kesenian ini adalah gambaran bagaimana masyarakat Dusun Margajaya berusaha melawan hama yang menyerang tanaman mereka. Seperti, babi/ bagong, macan, monyet dan lain sebagainya.
Kesenian Badud adalah sebuah ritual yang ditemukan oleh Aki ardasim pupuhu (Tetua) di Dusun Margajaya tempat kesenian Badud lahir.
Kesenian Badud biasanya dipentaskan pada acara panen raya tiba sebagai salah satu bentuk syukur atas melimpahnya hasil panen yang didapatkan masyarakat.
Tentang asal-usul monyet besar berwarna hitam sendiri masih simpang siur, namun menurut salah satu kokolot (tetua) yang usianya sudah menginjak 100 tahun bahwa memang benar dahulunya disekitar Dusun Margajaya pernah ada sosok monyet hitam besar yang menghuni daerah tersebut dan sering merusak tanaman warga. Sehingga sampai kini dijadikan salah satu "Icon" karakter dalam kesenian Badud.